PMII

11.13 2 Comments

opini Mahasiswa

Senin, 16 Januari 2017

Memanusiakan Manusia Melalui Pendidikan Non Formal


“Mahasiswa harus mempertegas diri untuk memposisikan pemikirannya, oposisi biner terhadap kebatilan, menembus dan melumpat batas-batas tirani. Mahasiswa yang dengan kecerdasannya mesti mampu mengabstraksikan fenomena sosial politik ke dalam bahasa intelektual, ilmiah, religius dan merakyat.” (Bumi Merah Hitam Caliphate)’’
Sangatlah diperlukan suatu usaha, pembelajaran melalui pendidikan “Memanusiakan manusia melalui pendidikan yang bersifat Non Formal”, dalam arti: Memfasilitasikan, memotifasi, mengajak masyarakat untuk belajar walaupun di luar sekolah atau di luar lingkup lembaga kedinasan lainnya dengan mengadakan pendidikan yang bersifat Non Formal tersebut, maka masyarakat bisa menggali, mengembangkan dan mengfusionalisasikan potensi yang dimiliki peserta didiknya baik usia dini, di kalangan remaja, maupun di kalangan manusia non produktif dengan penekanan penguasaan, pengetahuan, keterampilan dan pengembangan sikap serta kepribadian yang profesional sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini. Jadi dengan melalui pendidikan non formal dapat memanusiakan manusia, dalam artian menjadikan manusia tersebut bisa lebih baik dari sebelumnya dan berguna bagi manusia-manusia lainnya terutama untuk generasi selanjutnya atau yang akan datang.
Dengan kehidupan sehari-hari, manusia tidak akan lepas dari pendidikan, baik dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara. Kita tahu bahwa setiap manusia merupakan makhluk individu dan makhluk sosial. Karena di setiap diri pribadi manusia antara yang satu dengan yang lainnya, terdapat perbedaan-perbedaan dan manusia. Dikatakan makhluk sosial karena manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari orang lain.
Jadi setiap manusia saling membutuhkan. Dan hal ini tentu membutuhkan adanya suatu program pendidikan. Sedangkan pengertian pendidikan itu sendiri merupakan suatu bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain untuk mengembangkan dan Memfungsionalkan jasmani dan rohani manusia, agar dapat meningkatkan atau pengembangkan wawasan dan pengetahuan untuk bisa belajar dan berinteraksi pada sesama.
Begitu pula sebaliknya pendidikan tidak akan berjalan tanpa adanya manusia itu sendiri, sehingga dengan adanya program pendidikan ini, manusia dapat menciptakan serta menghasilkan sesuatu hal yang baru dan bermanfaat, baik bagi dirinya maupun orang lain. Misalnya, sekarang ini masih banyak masyarakat yang masih bersifat primitif. Mereka sangat membutuhkan program pendidikan yang layak bagi diri mereka agar bisa melakukan dan menghasilkan hal-hal yang baru, tentunya dalam hal-hal yang positif dan bermanfaat bagi semua orang termasuk dirinya sendiri.
Secara fisik, hubungan manusia dengan manusia dapat membentuk kecakapan hidup yang selaras, memberikan motifasi atau dorongan yang lebih baik, dan memberikan modal pendidikan untuk masa yang akan datang. Pendidikan yang bersifat Non Formal. Pendidikan non formal merupakan pendidikan di luar yang berbasis kepada masyarakat dan diselenggarakan masyarakat atau pemerintah untuk warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan sebagai pengganti, penambah dan pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang masa.
Pendidikan non formal ini banyak dilakukan di luar sekolah atau lembaga kedinasan yang lainnya. Seperti, lembaga pelatihan masyarakat, pusat kegiatan belajar masyarakat, lembaga khusus dan Majelis taklim. Kegiatan ini bisa dilakukan di surau, di rumah kepala desa, atau di tempat-tempat lainnya yang memang sudah disediakan oleh pemerintah. Hal ini biasanya diselenggarakan oleh organisasi masyarakat atau pemerintah untuk masyarakat yang memerlukan layanan pengganti, penambah dan pelengkap dari pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan berkesinambungan.
Adapun beberapa tujuan pendidikan non formal diantaranya, membantu memberantas masyarakat yang buta Aksara sehingga masyarakat tersebut dapat membaca, menulis dan berhitung serta memiliki IPTEK yang sesuai dengan keadaan sekarang, menyetarakan pendidikan masyarakat mulai pendidikan dasar sampai kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Masyarakat bisa terampil pada berbagai kecakapan dan kelahiran hidup untuk bisa mandiri. Menyiapkan anak usia dini sebagai bekal untuk menghadapi masa yang akan datang, bisa menata dan memberdayakan institusi pendidikan non formal yang terepercaya sesuai standart Nasional.
Dari beberapa data yang saya dapat sesuai dengan fenomena yang terjadi pada sekarang ini, walaupun masyarakat sudah banyak yang mengenyam pendidikan baik melalui pendidikan yang bersifat formal maupun informal, seperti peserta didik siswa maupun siswi di lingkungan khususnya di kalangan remaja. Ternyata masih banyak yang mengalami kegagagalan dalam mengamalkan ilmu yang mereka dapat dari sekolah. Bahkan tidak pernah diterapkan dalam kehidupan masyarakat. Seperti, minum-minuman keras, penyalah gunaan narkoba, tindak asusila, pemerkosaan, perampokan, pembunuhan dan sebagainya. Penulis Waliful Zakariyah (ed.ic).
 

Pemikiran dan Gerakan yang harus di ketahui Mahasiswa

Foto Rizal Fahmi Aktivis Mahasiswa Pergerakan


Dengan adanya arus perubahan sosial yang tidak stabil, perlu adanya tindakan pola pikir dan  gerakan mahasiswa, dan tentunya tetap berjalan Sesuai koridor, sehingga tidak terkontaminasi dengan ideology tertentu. Namun fenomena yang cenderung terlihat pada setiap gerakan mahasiswa telah terjadi pergeseran orientasi yang bersifat politis. Politis tersebut bisa diamati secara ontologis atau materi gerakannya. Sebab dewasa ini, banyak gerakan mahasiswa yang terlihat hanya melegitimasi kepentingan kekuasaan yang hanya dapat di nikmati oleh segelintir orang atau kelompok tertentu.
Memang, banyak kalangan menyaksikan peran dan perilaku kaum intelektual yang sudah keluar dari tugasnya. Hal ini terbukti dengan masih adanya media-media informasi yang memberitakan tentang tindak premanisme mahasiswa melalui aksi tawuran, disisi lain juga masih sering terlihatnya keterlibatan mahasiswa dalam politik praktis, serta romantisme dengan para pejabat pemerintahan, sehingga terindikasi kaum intelektual adalah sosok yang pragmatis dan hanya mengedepankan kepentingan pribadi. 
Berangkat dari  problem yang terjadi di tubuh mahasiswa seperti ini, maka tentu tingkat kepercayaan masyarakat akan hadirnya kaum intelektual semakin berkurang. Sebenarnya tidak ada masalah kaum intelektual berkolaborasi dengan kekuasaan, tetapi kedekatan itu mahasiswa sebagai kelompok penengah (Midle clas) menjadikan kedekatan tersebut sebagai instrumen atau sarana perjuangan untuk menyeleseaikan masalah sosial sehingga kesenjangan masyarakat dapat teratasi.
Marilah kita sadardiri dan sadarkan pemikiran pemikiran mahasiswa yang masih mementingkan diri sendiri, karena mahasiswa adalah ujung tombak bangsa, dan ketika mahasiwa hanya memikirkan diri sendiri, tanpa memikirkan masa depan bangsa, Bagaimana dengan kabarnya anak cucu kita besok.
Apakah Negara kita harus menjadi kacung dari Negara lain, ingatlah para mahasiswa, Negara kita mempunyai kekayaan alam yang melimpah, tetapi mengapa sebagian besar Negara lain yang menikmati dari kekayaan yang ada di Negara kita, dan hal itu merupakan contoh yang nyata, bahwa pemikiran (Pemuda) pada saat ini banyak yang tidak memikirkan nasib negara kita.
Marilah kita bangkitkan Pemikiran dan gerakan kita, dengan cara bergerak bergerak dan bergerak, berusahalah apa yang kita lakukan yang terbaik buat orang banyak, walaupun mungkin hal itu tidak baik buat diri kita.  (ed/ic).
 

2 komentar:

www.lowongankerjababysitter.com www.lowongankerjapembanturumahtangga.com www.lowonganperawatlansia.com www.lowonganperawatlansia.com www.yayasanperawatlansia.com www.penyalurpembanturumahtanggaku.com www.bajubatikmodernku.com www.bestdaytradingstrategyy.com www.paketpernikahanmurahjakarta.com www.paketweddingorganizerjakarta.com www.undanganpernikahanunikmurah.com