PMII
opini Mahasiswa
Senin, 16 Januari 2017
Memanusiakan Manusia Melalui Pendidikan Non Formal
Sangatlah diperlukan suatu usaha, pembelajaran melalui pendidikan
“Memanusiakan manusia melalui pendidikan yang bersifat Non Formal”, dalam arti:
Memfasilitasikan, memotifasi, mengajak masyarakat untuk belajar walaupun di
luar sekolah atau di luar lingkup lembaga kedinasan lainnya dengan mengadakan
pendidikan yang bersifat Non Formal tersebut, maka masyarakat bisa menggali,
mengembangkan dan mengfusionalisasikan potensi yang dimiliki peserta didiknya
baik usia dini, di kalangan remaja, maupun di kalangan manusia non produktif
dengan penekanan penguasaan, pengetahuan, keterampilan dan pengembangan sikap
serta kepribadian yang profesional sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi pada saat ini. Jadi dengan melalui pendidikan non formal dapat
memanusiakan manusia, dalam artian menjadikan manusia tersebut bisa lebih baik
dari sebelumnya dan berguna bagi manusia-manusia lainnya terutama untuk
generasi selanjutnya atau yang akan datang.
Dengan kehidupan sehari-hari, manusia tidak akan lepas dari pendidikan, baik dalam kehidupan masyarakat
berbangsa dan bernegara. Kita tahu bahwa setiap manusia merupakan makhluk
individu dan makhluk sosial. Karena di setiap diri pribadi manusia antara yang
satu dengan yang lainnya, terdapat perbedaan-perbedaan dan manusia. Dikatakan makhluk sosial karena manusia
tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari orang lain.
Jadi setiap manusia saling membutuhkan. Dan hal ini tentu membutuhkan
adanya suatu program pendidikan. Sedangkan pengertian pendidikan itu sendiri
merupakan suatu bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh seseorang kepada
orang lain untuk mengembangkan dan Memfungsionalkan jasmani dan rohani manusia, agar dapat meningkatkan atau pengembangkan wawasan dan pengetahuan untuk bisa belajar dan berinteraksi pada sesama.
Begitu pula
sebaliknya pendidikan tidak akan berjalan tanpa adanya manusia itu sendiri,
sehingga dengan adanya program pendidikan ini, manusia dapat menciptakan serta menghasilkan
sesuatu hal yang baru dan bermanfaat, baik bagi dirinya maupun orang lain. Misalnya, sekarang ini masih banyak
masyarakat yang masih bersifat primitif. Mereka sangat membutuhkan program
pendidikan yang layak bagi diri mereka agar bisa melakukan dan menghasilkan
hal-hal yang baru, tentunya dalam hal-hal yang positif dan bermanfaat bagi
semua orang termasuk dirinya sendiri.
Secara fisik, hubungan manusia dengan manusia dapat membentuk kecakapan hidup yang selaras,
memberikan motifasi atau dorongan yang lebih baik, dan memberikan modal pendidikan untuk
masa yang akan datang. Pendidikan yang bersifat Non Formal. Pendidikan non formal merupakan
pendidikan di luar yang berbasis kepada masyarakat dan diselenggarakan
masyarakat atau pemerintah untuk warga masyarakat yang memerlukan layanan
pendidikan sebagai pengganti, penambah dan pelengkap pendidikan formal dalam
rangka mendukung pendidikan sepanjang masa.
Pendidikan non formal ini banyak dilakukan di luar sekolah atau lembaga
kedinasan
yang lainnya. Seperti, lembaga pelatihan masyarakat,
pusat kegiatan belajar masyarakat, lembaga khusus dan Majelis taklim. Kegiatan
ini bisa dilakukan di surau, di rumah kepala desa, atau di tempat-tempat
lainnya yang memang sudah disediakan oleh pemerintah. Hal ini biasanya
diselenggarakan oleh organisasi masyarakat atau pemerintah untuk masyarakat
yang memerlukan layanan pengganti, penambah dan pelengkap dari pendidikan
formal dalam rangka mendukung pendidikan berkesinambungan.
Adapun beberapa tujuan pendidikan non formal diantaranya, membantu
memberantas masyarakat yang buta Aksara sehingga masyarakat tersebut dapat membaca, menulis dan berhitung
serta memiliki IPTEK yang sesuai dengan keadaan sekarang, menyetarakan
pendidikan masyarakat mulai pendidikan dasar sampai kejenjang pendidikan yang
lebih tinggi.
Masyarakat bisa terampil pada berbagai kecakapan dan kelahiran hidup
untuk bisa mandiri. Menyiapkan anak usia dini sebagai bekal untuk menghadapi
masa yang akan datang, bisa menata dan memberdayakan institusi pendidikan non
formal yang terepercaya sesuai standart Nasional.
Dari beberapa data
yang saya dapat sesuai dengan fenomena yang terjadi pada sekarang ini, walaupun
masyarakat sudah banyak yang mengenyam pendidikan baik melalui pendidikan yang
bersifat formal maupun informal, seperti peserta didik siswa maupun siswi di
lingkungan khususnya di kalangan remaja. Ternyata masih banyak yang mengalami kegagagalan dalam mengamalkan ilmu
yang mereka dapat dari sekolah. Bahkan tidak pernah diterapkan dalam kehidupan
masyarakat. Seperti, minum-minuman keras, penyalah gunaan narkoba, tindak
asusila, pemerkosaan, perampokan, pembunuhan dan sebagainya. Penulis Waliful
Zakariyah (ed.ic).
Pemikiran dan Gerakan yang harus di ketahui Mahasiswa
Foto Rizal Fahmi Aktivis Mahasiswa Pergerakan |
Dengan adanya arus perubahan sosial yang tidak stabil,
perlu adanya tindakan pola pikir dan
gerakan mahasiswa, dan tentunya tetap berjalan Sesuai koridor, sehingga tidak
terkontaminasi dengan ideology tertentu.
Namun fenomena yang cenderung terlihat pada setiap gerakan mahasiswa telah
terjadi pergeseran orientasi yang bersifat politis. Politis tersebut bisa diamati secara ontologis
atau materi gerakannya. Sebab dewasa ini, banyak gerakan mahasiswa yang
terlihat hanya melegitimasi kepentingan kekuasaan yang hanya dapat di nikmati
oleh segelintir orang atau kelompok tertentu.
Memang, banyak kalangan
menyaksikan peran dan perilaku kaum intelektual yang sudah keluar dari
tugasnya. Hal ini terbukti dengan masih adanya media-media informasi yang
memberitakan tentang tindak premanisme mahasiswa melalui aksi tawuran, disisi
lain juga masih sering terlihatnya keterlibatan mahasiswa dalam politik praktis, serta romantisme dengan para pejabat pemerintahan, sehingga terindikasi
kaum intelektual adalah sosok yang pragmatis dan hanya mengedepankan
kepentingan pribadi.
Berangkat dari problem yang terjadi di tubuh
mahasiswa seperti ini, maka tentu tingkat kepercayaan masyarakat akan hadirnya
kaum intelektual semakin berkurang. Sebenarnya tidak ada masalah kaum
intelektual berkolaborasi dengan kekuasaan, tetapi kedekatan itu mahasiswa
sebagai kelompok penengah (Midle clas) menjadikan kedekatan tersebut
sebagai instrumen atau sarana perjuangan untuk menyeleseaikan masalah sosial
sehingga kesenjangan masyarakat dapat teratasi.
Marilah kita sadardiri dan sadarkan pemikiran pemikiran mahasiswa yang
masih mementingkan diri sendiri, karena mahasiswa adalah ujung tombak bangsa,
dan ketika mahasiwa hanya memikirkan diri sendiri, tanpa memikirkan masa depan
bangsa, Bagaimana dengan kabarnya anak cucu kita besok.
Apakah Negara kita harus menjadi kacung dari Negara lain, ingatlah para
mahasiswa, Negara kita mempunyai kekayaan alam yang melimpah, tetapi mengapa sebagian
besar Negara lain yang menikmati dari kekayaan yang ada di Negara kita, dan hal
itu merupakan contoh yang nyata, bahwa pemikiran (Pemuda) pada saat ini banyak
yang tidak memikirkan nasib negara kita.
Marilah kita
bangkitkan Pemikiran dan gerakan kita, dengan cara bergerak bergerak dan
bergerak, berusahalah apa yang kita lakukan yang terbaik buat orang
banyak, walaupun mungkin hal itu tidak baik buat diri kita. (ed/ic).
Good ,. Sob.
BalasHapusmantapp :D
BalasHapus